artikel

0
Kamis, Januari 31, 2013

Postingan saya kali ini yaitu artikel mengenai pemilihan jurusan masuk universitas. Bagi anak sma kelas 3 dan 2 sebaiknya mempersiapkan bekal serta memperbanyak informasi tentang jurusan yang ada di universitas. Pilihlah jurusan yang sesuai dengan kemampuan dan bakat kalian jangan memilih karena ikut-ikutan. Perbanyak informasi dengan cara bertanya kepada keluarga, sepupu, dan guru.



SALAH PILIH JURUSAN, BERAKIBAT FATAL
Oleh Fika Fikria

Masa depan ditentukan oleh pilahan yang diambil. Pilihan tersebut harus dipikirkan dengan matang. Namun, sepertinya hal tersebut dikesampingkan menimbulkan dampak yang besar sebagai konsekuensinya.

            Perguruan Tinggi merupakan jenjang pendidikan selanjutnya dalam menapaki pendidikan yang kompleks. Perguruan Tinggi menjadi gerbang masa depan kesuksesan seseorang, puncak dalam menuju suatu kehidupan yang lebih bermakna yang ditentukan oleh pribadi masing-masing.
            Memilih jurusan di Perguruan Tinggi hendaknya dengan pertimbangan- pertimbangan yang matang sesuai dengan minat anak serta dasar kemampuan anak sejak kecil. Akan tetapi, dewasa ini banyak orang yang berpandangan pilihlah jurusan yang mudah dalam artian mudah masuk dan mudah lulus sehingga mudah mendapatkan pekerjaan. Pemikiran tersebut perlu ditinjau kembali sebab memilih jurusan bukanlah persoalan yang mudah. Salah memilih jurusan akan berdampak terhadap kehidupan anak di masa mendatang.
            Lihatlah pada sekeliling kita. Kita menemukan banyak anak yang memilih jurusan yang tidak sesuai dengan kemampuan dasarnya. Anak lulusan SMA program IPA memilih jurusan Akuntansi, Bahasa Indonesia, Manajemen, dan lainnya merupakan hal yang biasa saat ini. Bahkan  anak lulusan SMA program IPS yang memiilih kedokteran. Tidakkah ini mengkhawatirkan bagi masa depan mereka ?
            Alangkah baiknya jika mereka memilih jurusan yang sesuai dengan kemampuan dasar serta minatnya agar mereka tidak mengalami kesulitan dalam hal menerima pelajaran. Mereka telah dipersiapkan sejak SMA dengan diberlakukannya program jurusan. Program tersebut dibuat untuk mempermudah anak dalam menentukan pilihan kedepan, serta memperdalam pengetahuan dan memfokuskan pada pelajaran tersebut.. Melihat fenomena tersebut muncullah pertanyaan, apakah program penjurusan tersebut berjalan secara efektif ?
            Sejak awal peran sekolah dan orangtua sangat penting. Orangtua harus mampu melihat kelebihan, minat dan bakat anaknya, gurupun begitu ia harus mampu mengoptimalkan kelebihan yang dimilki muridnya. Sebelum menempatkan jurusan pada muridnya, guru terlebih dahulu mempelajari sikap, prestasi, perilaku anak terhadap suatu mata pelajaran sebab jika tidak program penjurusan tersebut tidak dapat berjalan efektif.
Anak yang memiliki daya serap serta kemapuan menangkap materi yang cepat dapat dengan mudah mengikuti pelajaran. Berbeda dengan anak yang memilki kemampuan yang terbatas dalam menyerap materi, mereka akan sulit mencerna, memahami, dan mengikuti pelajaran.
            Mempelajari sesuatu yang tidak ada dasarnya, bakat, dan kemampuan merupakan pekerjaan yang tidak menyenangkan. Apalagi jika pelajaran tersebut kian sulit, masalah yang dihadapi semakin bertambah, dapat menyebabkan kuliah terancam terhenti di tengah jalan, banyak mengulang mata kuliah yang berujung pada rendahnya nilai indeks prestasi.
            Ada beberapa cara memilih jurusan secara tepat yaitu :
1.      Memilih jurusan yang sesuai dengan kemampuan dasar
2.      Jurusan yang dipilih sebaiknya sesuai dengan cita-cita dan minat
3.      Mencari informasi secara detail mengenai jurusan yang diminati
4.      Melihat daya tampung atau peluang diterima
5.      Melihat kedepan apakah jurusan tersebut dapat menjamin kesuksesan masa depan
Jika sejak awal seseorang memilih jurusan sesuai dengan kemapuan dan minatnya maka dirinya akan mampu bertahan dalam menghadapi kesulitan-kesulitan selama kuliah, namun jika tidak memiliki kemapuan dan minat dapat mempengaruhi motivasi belajar.
☺☺☺

About the author

Donec non enim in turpis pulvinar facilisis. Ut felis. Praesent dapibus, neque id cursus faucibus. Aenean fermentum, eget tincidunt.

0 komentar: